Prinsip Sukses Menurut Ajaran Islam
Baiklah saya akan memberikan pembahasan tentang prinsip sukses menurut
islam.mengapa menurut islam?karena semua yang terkandung dalam al qur’an lengkap
dan di jelaskan secara detail.prinsip kesuksesan yang tercantum sudah di
jelaskan dalam ayat ayat al qur’an.baiklah langsung saja kepokok pembahasan.
Prinsip
islam pertama
Islam
adalah satu-satunya sistem hidup yang dibebankan pada seluruh ummat manusia, di
barat atau di timur, di utara atau di selatan, berkulit kuning, merah, putih
atau hitam. Allah swt telah mengumumkan bahwa Dia tidak akan menerima sistem
hidup (ad-Dien) selain Islam dengan firman-Nya:
Sesungguhnya dien (sistem hidup) yang diridhai di sisi Allah ialah Islam. (Qs.Ali Imran:19)
Barangsiapa yang mencari dien (sistem hidup) selain Islam, maka sekali-kali
tidak akan diterima (dien itu) darinya. (Qs.Ali
Imran:85)
Yang
dimaksud dengan Islam adalah risalah yang diturunkan Allah swt melalui Nabi
Muhammad saw. Risalah ini merupakan penutup seluruh risalah Allah swt, dan
demikian risalah atau agama yang diturunkan Allah sebelumnya melalui para Nabi-Nya
yang terdahulu tidak berlaku lagi. Karena itu seluruh manusia diwajibkan untuk
memeluk Islam sampai Hari Kiamat. Barangsiapa yang tidak mengimani Islam,
sedangkan seruan Islam telah sampai kepadanya, maka ia dianggap sebagai ahli
neraka.
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak mendengar seseorang
tentangku dari ummat ini, apakah ia Yahudi atau Nasrani, kemudian ia tidak
beriman dengan apa yang diutus kepadaku melainkan ia akan tergolong dari ahli
neraka. (HR.Muslim)
Prinsip
islam Kedua
Islam
adalah satu-satunya jawaban yang benar dan bersih terhadap semua persoalan
manusia. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi keyakinan,
ibadat, syari'at dan syi'ar-syi'ar. Islam merupakan neraca dan satu-satunya
tolok ukur untuk semua sisi kehidupan manusia. Dari Islamlah terefleksinya
petunjuk yang benar dan lurus serta selamat dalam segala hal.
Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri. (Qs.an-Nahl:89)
Al-Qur'an
menerangkan segala persoalan, apakah melalui nash-nashnya atau melalui
kesimpulan-kesimpulan yang tepat tentang nash-nash tersebut berdasarkan hadits,
qiyas, ijma' ulama, istihsan, istishab, istislah, 'urf, hukum-hukum yang diakui
oleh akal, syara' atau hukum adat menurut batas-batas yang dibenarkan oleh nash
tersebut.
Prinsip
islam Ketiga
Bila
seseorang masuk Islam, berarti ia telah menyerah secara mutlak kepada Allah swt
dalam semua persoalan yang mencakup semua aspek kehidupan, termasuk yang
berhubungan dengan jiwa, akal, hati, ruh, perasaan, emosi, perbuatan,
pemikiran, kepercayaan dan peribadatan. Termasuk dalam hal konstitusi dan
undang-undang kehakiman. Di samping itu Islam berarti penolakan total terhadap
seluruh bentuk penyekutuan dengan selain Allah. Allah swt berfirman:
....Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus.... (Qs.al-Baqarah:256)
Prinsip
islam Keempat
Dalam
Islam pemikiran eksperimental merupakan salah satu fenomena proses pembentukan
pribadi Muslim atau karakteristik Islam. Oleh karena itu segala sesuatu yang
telah dicapai oleh akal yang sehat dan melalui proses percobaan adalah sesuatu
yang dapat diterima dari sudut pandangan Islam dan diberi jaminan kepercayaan
terhadap kesahannya. Rasulullah pernah bersabda:
Hikmah (ilmu pengetahuan) itu merupakan hak orang Mu'min. Maka di mana saja
ia jumpai, ia lebih berhak terhadapnya.
Namun
jika pemikiran-pemikiran eksperimental itu sudah tidak murni lagi, telah
diwarnai oleh sistem hidup yang tidak Islami, maka kita berkewajiban untuk
membersihkannya terlebih dahulu, dan mewarnainya dengan nilai-nilai Islam yang
bersih, sebelum kita menggunakannya.
Prinsip
islam Kelima
Islam
adalah satu sistem yang sempurna dan lengkap, karena ia mencakup seluruh sistem
politik, sosial, ekonomi dan moral. Oleh karena itu mengabaikan atau melupakan
sebagian dari sistem Islam berarti menghalangi perjalanan seluruh sistem itu
sendiri. Begitu juga menegakkan politik yang tidak berdasarkan pada pilar-pilar
Islam merupakan satu kendala dan sekaligus tantangan terhadap Islam.
Seluruh
sektor kehidupan kaum Muslimin harus selalu berlandaskan pada nilai-nilai dan
syari'at Islam, ekonominya, politiknya, sosialnya, pendidikannya, militernya
dan sektor-sektor lainnya. Tidak dibenarkan melaksanakan Islam secara parsial
(tentunya selama kondisi dan kemampuan memungkinkannya).
Apakah
patut kamu beriman kepada sebagian al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi yang berbuat demikian dari
kamu, kecuali kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada Hari Kiamat mereka akan
dikembalikan kepada siksa yang amat berat. Allah tidak lengah terhadap apa yang
kamu perbuat. (Qs.al-Baqarah:85)
Barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang kafir. (Qs.al-Maidah:44)
Prinsip
islam Keenam
Seluruh
kaum Muslimin dibebani kewajiban menegakkan kalimatullah agar Islam menjadi
satu-satunya Dien yang tegak di bumi ini. Allah berfirman:
Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah dan kalimatullah
itulah yang tinggi. (Qs.at-Taubah:40)
Barangsiapa
yang berperang untuk menjadikan kalimatullah yang tertinggi sekali, maka ia
berjuang di jalan Allah. (al-Hadits)
Salah
satu tujuan Allah mengutus Rasul-Nya adalah agar Islam sebagai dienullah menang
terhadap dien-dien (sistem hidup) lainnya. Karena itu semua pengikut Muhammad
berkewajiban untuk mewujudkan kemenangan Islam dengan berjihad di jalan-Nya.
Dia-lah Allah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan dien yang
haq, agar dimenangkan-Nya terhadap semua dien. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
(Qs.al-Fath:28)*
Orang-orang yang beriman dan berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan
diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah
orang-orang yang mendapatkan kemenangan. (Qs.at-Taubah:20)*
Prinsip
islam Ketujuh
Kaum
Muslimin dalam satu negara, bahkan di seluruh dunia harus merupakan satu
sekutu, satu blok dan satu jama'ah. Sekutu ini adalah sekutu iman dan politik.
Apa pun bentuknya yang memisahkan dan mengesampingkan hal ini adalah satu
kekufuran dan kesesatan yang amat besar. Sekutu dan blok tersebut harus
mempunyai imam tersendiri.
Kepemimpinan
dan persatuan bagi ummat Islam sangat penting sekali. Para sahabat Rasulullah
saw telah mendahulukan pemilihan khalifah ketimbang mengubur jenazah Rasulullah
saw. Dalam satu kesempatan Rasulullah saw bersabda:
Tidak boleh bagi tiga orang berada di manapun di bumi ini, kecuali memilih
salah satu seorang di antara mereka itu sebagai pemimpin. (Musnad Imam Ahmad, jilid II,
hal.177)*
Mu'min
dengan mu'min lainnya itu ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuhnya
ada yang sakit, maka anggota tubuh lainnya ikut merasa sakit. Demikian
Rasulullah pernah mengingatkan ummatnya.
Umar bin
Khattab pernah berkata, "Tidak ada Islam tanpa jama'ah, tidak ada
jama'ah tanpa imamah, tidak ada imamah tanpa ketaatan, dan tidak ada ketaatan
tanpa bai'at. Barangsiapa yang keluar dari jama'ah maka ia telah keluar dari
Islam."*
Prinsip
islam Kedelapan
Dalam
kondisi kekuasaan politik Islam dan kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia
sedang mengalami kehancuran dan kelumpuhan seperti sekarang, maka merupakan
kewajiban bagi setiap Muslim untuk cepat-cepat melantik seorang imam yang akan
memimpin perjuangan, atau untuk mempersiapkan diri menghadapi peperangan, atau
melakukan persiapan yang matang untuk memilih seorang yang akan memimpin mereka.
Hal ini merupakan salah satu masalah yang sangat mendesak untuk segera
dilaksanakan.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh-musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya. (Qs.al-Anfaal:60)
Dalam
memperjuangkan kebenaran (al-Islam) diperlukan kesungguhan, sumber daya manusia
dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, sarana dan prasarana serta
pengorganisasian yang rapi. Sayyidina Ali ra pernah mengatakan, "Kejahatan
yang terorganisir dapat megalahkan kebenaran yang tidak terorganisir."
Agar perjuangan dapat terorganisir maka diperlukan kepemimpinan, yang manhaj kepemimpinannya berpegang kepada
al-Qur'an dan as-Sunnah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh. (Qs.ash-Shaff:4)
Prinsip
islam Kesembilan
Menyertai
dan bergabung dengan jama'ah Islam dan imamnya adalah suatu kewajiban besar di
dalam Islam. Kewajiban ini secara langsung tidak memberikan peluang untuk
mengelakkan diri dari keterlibatannya dengan jama'ah dan imamnya, kecuali dalam
kondisi dimana orang-orang Islam tidak mempunyai jama'ah dan imamnya. Maka
dalam keadaan seperti itu, seorang Muslim harus memisahkan diri dari
perkumpulan sesat dan tetap berpegang kepada yang haq.
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim serta Abu Daud, dari Hudzaifah
al-Yamani, diriwayatkan sebagai berikut:
Orang-orang yang bertanya pada Rasulullah saw tentang kebaikan, tetapi saya
bertanya tentang kejahatan, sebab saya takut akan terlibat dengannya. Saya
bertanya: "Wahai Rasulullah, dahulu kita berada dalam masa Jahiliyah dan
diliputi oleh suasana kejahatan, lalu Allah mendatangkan pada kita kebaikan
ini, maka apakah sesudah kebaikan itu akan ada kejahatan?"
"Ada," jawab Rasulullah.
"Apakah sesudah kejahatan itu akan ada kebaikan?" Saya bertanya lagi.
Rasulullah menjawab, "Yaitu segolongan ummat yang mengikuti sunnah
bukan sunnahku, dan mengikuti petunjuk bukan petunjukku. Kenalilah mereka
olehmu, dan cegahlah."
Saya bertanya lagi, "Kemudian setelah kebaikan tersebut masih adakah
kejahatan lagi?"
Rasulullah menjawab, "Masih, yaitu para penda'wah yang menyeru manusia
ke pintu neraka. Barangsiapa menyambut seruan mereka, niscaya mereka akan
dilemparkan ke dalam neraka."
Lalu saya bertanya kepada Rasulullah, "Apa yang harus saya lakukan jika
saya menghadapi keadaan yang demikian itu?"
Jawab Rasulullah, "Hendaklah kamu teguh pendirian dengan jama'ah
Islamiah dan imamahnya."
"Bagaimana kalau sudah tidak ada lagi jama'ah Islamiah dan
imamahnya?" Saya terus bertanya.
Rasulullah menjawab, "Tinggalkan golongan-golongan itu semua, walaupun
kamu akan menggigit sebatang pohon kayu, sampai kamu mati dalam keadaan
demikian."
Persoalannya
sekarang, apakah bumi yang kita diami ini telah kehilangan jama'ah dan imamnya,
sedang Rasulullah saw bersabda:
Akan selalu ada di kalangan ummatku, satu golongan yang mendukung kebenaran,
golongan yang selalu menentang dan membelakangi mereka tidak akan memberikan
kemudharatan apa-apa kepada mereka sehingga Hari Kiamat.
Imam Ali
ra mengatakan, "Tidak akan sunyi bumi ini dari seorang pemimpin yang
berdiri untuk Allah dengan hujjah-hujjahnya."
Prinsip
islam Kesepuluh
Ummat
Islam, sebenarnya merupakan satu jama'ah atau satu partai, dan maju mundurnya
jama'ah ini tergantung pada pencapaian ilmu, karakteristik, dan komitmen ummat
terhadap Islam. Oleh karena itu segenap kaum Muslimin harus terikat pada
rencana atau program yang telah disusun. Dan rencana atau program yang disusun
secara spontanitas pun harus tunduk kepada kaidah-kaidah yang ketat, dan tidak
boleh membelakangi ke arah tercapainya tujuan.
Karakteristik
ummat Islam dan jama'ahnya adalah sesuai dengan ayat 36-43 surat asy-Syura.
Karakteristik ummat Islam ialah beriman, bertawakkal, menjauhkan diri dari
dosa-dosa kecil maupun besar dan perbuatan keji, mengontrol diri dari marah, menyambut
seruan Allah dalam semua hal, mendirikan shalat, berinfaq di jalan Allah dan
berlaku adil sesama manusia. Sedangkan ciri-ciri khusus dari jama'ah Islamiah
ialah adanya syura dan selalu menentang kezaliman.
Post a Comment